Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menulis, Legacy yang Tak Lekang oleh Waktu

Menulis, Legacy yang Tak Lekang oleh Waktu
Menulis, Legacy yang Tak Lekang oleh Waktu

Tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua yang bernyawa akan mati. Begitu juga dengan kita. Pernah tidak terpikirkan dalam hati, sebelum waktu itu datang, kamu ingin me-legacy sesuatu. Supaya, saat kamu tidak ada, akan ada orang yang masih mengingatmu.

Saat orang sudah meninggal dunia, yang tertinggal di dunia hanyalah nama. Entah itu nama baik atau buruk. Dan, tentu semua orang ingin meninggalkan nama baik saat mereka sudah tidak ada di dunia ini.

Bicara tentang legacy itu sebenarnya apa dan apa yang perlu kita legacy supaya meninggalkan nama baik.

Pengertian Legacy 

Menurut kamus bahasa Inggris-Indonesia, legacy itu berarti warisan, harta pusaka/peninggalan.

Ada juga yang mengartikan legacy sebagai hadiah property terutama property pribadi, uang yang diturunkan oleh leluhur atau pedahulu.

Sementara itu berdasarkan Kamus Merriam-Webster mengartikan legacy dalam dua perspektif, yaitu:

- Perspektif pertama adalah legacy dalam bentuk uang atau harta fisik yang diwariskan kepada seseorang.

- Perspektif kedua adalah legacy sebagai sesuatu yang dialihkan oleh generasi pendahulu kepada generasi berikutnya

Legacy identik dengan segala peninggalan orang tua, baik berupa property, tanah maupun perhiasan untuk anak-anaknya. Sebenarnya legacy itu tidak hanya terbatas pada harta benda saja. Legacy itu bisa berwujud maupun tidak berwujud. Dan juga tidak terbatas pada anak dan keturunan saja, tetapi legacy pemimpin ke anak buah atau juga legacy seseorang untuk masyarakat yang luas.

Pernah mendengar kisah Mohamad Kasim Arifin, seorang mahasiswa IPB (Institut Pertanian Bogor) yang pada tahun 1964 hilang saat mengikuti Kuliah Kerja Nyata. Dan, tak tanggung-tanggung, dia menghilang selama 15 tahun.

Ternyata Kasim memilih tinggal di Pulau Seram tempatnya KKN saat program KKN telah berakhir. Sementara teman-temannya kembali untuk meneruskan kuliah. Hal itu didasari keinginan yang kuat dari Kasim untuk mengajari masyarakat Pulau Seram cara bertani yang baik sampai benar benar bisa.

Apa yang dilakukan oleh Kasim tersebut merupakan legacy yang akan terus dikenang oleh masyarakat pulau Seram. Bahkan oleh seluruh orang Indonesia akan mengenal namanya.

Menulis sebagai Legacy yang tak lekang waktu

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

~Pramoedya Ananta Toer~

Kata-kata penulis terkenal Om Pram tersebut menampar diri saya. Siapalah saya ini. Saat saya meninggal, maka yang mengenal saya mungkin hanya keluarga saya saja. Bahkan mungkin nanti cucu dan cicit saya tidak mengetahui nama saya lagi.

Tentu kita ingat tentang sejarah dan kisah raja-raja di negara kita. Cerita mereka sampai ke kita karena nama mereka terukir di atas prasasti dan ditulis pada daun lontar.

Meskipun kita bukan raja atau orang yang punya kuasa. Kita juga bisa mengukir nama kita dalam sejarah yaitu melalui tulisan. Ya, tulisan bisa merekam jejak kita sekaligus sebagai legacy yang tak lekang oleh waktu.

Saya senang sekali bisa mengenal dunia literasi. Belajar menulis dari sekedar iseng kemudian bisa mempunyai dua blog aktif dengan domain sendiri, bisa menulis cerpen meskipun belum bagus-bagus amat. Dengan semua yang sudah saya raih tersebut, merupakan hal yang luar biasa bagi saya.

Menulis itu pekerjaan yang unik, meskipun hampir setiap orang bisa menulis. Namun, hanya sebagian orang yang bisa menulis dengan baik sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia dan nyaman untuk dibaca. Dan, saya bangga bisa menjadi bagian orang-orang yang bisa menulis dengan baik. Meskipun masih banyak kekurangan. Tetapi, itu jauh lebih baik daripada tidak menulis sama sekali.

Selain itu,  tidak semua orang mempunyai waktu luang untuk menulis. Karena proses menulis itu membutuhkan waktu, mulau dari mencari ide, menuangkan ide dalam bentuk tulisan, Setelahnya masih perlu mengedit untuk mencari penulisan kata yang salah dan membenarkan kalimat yang tidak sesuai. Itu semua butuh waktu yang lumayan panjang

Namun dengan menulis, saya menemukan media yang tepat untuk menuangkan segala apa yang ada di dalam kepala ke dalam bentuk tulisan. Seperti pengalaman hidup, berbagai tips kehidupan atau hal-hal positif lain di blog. Meskipun jujur saya akui kalau saya sering sekali mengalami stuck dalam menulis. Bingung mau menulis tentang apa, sementara tidak ada ide apapun di kepala.

Banyaknya tantangan dalam menulis tersebut tidak mematahkan semangat saya untuk menulis. Alhamdulillah hingga detik ini saya masih menulis dan tetap ingin terus menulis selama masih mampu.

Membayangkan tulisan saya saat ini dibaca seseorang atau mungkin anak cucu saya 10 atau 20 tahun kemudian. Betapa senang dan bangga hati ini. Sesuatu yang dulu saya perjuangkan bisa dibaca orang lain bertahun-tahun kemudian.

Jadi. buat teman-teman yang belum menulis, ayo luangkan waktu sebentar untuk menulis. Karena menulis merupakan legacy yang tak lekang oleh waktu. Dia tetap hidup meskipun yang menulis sudah tidak ada lagi di dunia ini

"Semua akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak." ~Ali bin Abi Thalib~



9 komentar untuk "Menulis, Legacy yang Tak Lekang oleh Waktu"

  1. Nice remindernya. Terima kasih sudah mengingatkan dan menyemangatkanku untuk tetap menulis melalui tulisan ini. Semoga aku juga bisa memberikan legacy yang baik kepada generasi penerus nanti

    BalasHapus
  2. Setuju banget sih aku. Apalagi quote dari om Pramoedya ini, quote yang banyak menjadi motivasi penulis untuk terus berkarya. Aku termasuk yang memegang teguh quote ini sebagai motivasi menulis. Kelak tulisan yang tak seberapa ini bisa jadi legacy ke anak cucu.

    BalasHapus
  3. Boleh saya simpulkan gak ya Mbak kalau menulis Legacy itu seperti menulis autobiografi? Karena kan menulis pengalaman sendiri.

    BalasHapus
  4. Sepakat, itu pun alasan saya mengapa saya akhirnya memilih untuk menulis dan saya menikmatinya, karena saya ingin meninggalkan warisan untuk anak-anak saya bahwa saya pernah ada

    BalasHapus
  5. Setuju banget.. kadang klo aku baca tulisan aku yg lama aja suka terharu apalagi klo dibaca sama anak cucu ya. Terlebih tulisan kita bermanfaat jadi ilmunya bisa turun temurun.

    BalasHapus
  6. Wah menarik sekali tulisannya, jadi pengen menulis dengan tema tulis menulis juga

    BalasHapus
  7. Menulis memang legacy, bahkan ketika sang penulis sudah tiada, ia akan tetap 'hidup' dengan ilmu yang ia ikat dengan 'menulis'.

    BalasHapus
  8. nah, jika merasa stuck ketika mau menulis apa, berarti ditunggu next tipsnya biar enggak stuck ya mbak, hhe

    BalasHapus
  9. setuju banget sama quote penutupnya "Semua akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak." ~Ali bin Abi Thalib~.... semoga kita semua bisa mewudkannya ya mba... Aamiin

    BalasHapus