Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jangan Terlalu FOPO, Jadilah Diri Sendiri

Jangan Terlalu FOPO, Jadilah Diri Sendiri

Teman-teman pernah tidak sebelum melakukan sesuatu itu berpikir dulu, nanti komentar orang bagaimana ya kalau saja melakukan hal tersebut. Katanya sih, pikiran itu disebut FOPO.

Bicara tentang FOPO, saya mungkin salah satu orang yang banyak berpikir tentang opini orang lain sebelum melakukan sesuatu. Bisa dibilang kalau saya sudah terjangkiti fenomena FOPO. Mau pakai baju aneh dikit, khawatir dengan omongan orang, nanti pada ngomong kok itu pakai baju aneh gitu. Mau menulis tentang sesuatu hal di media sosial, takut dikomentari tidak baik oleh para netizen. Lalu, apa sih sebenarnya FOPO itu?

Arti FOPO

FOPO (Fear of Other People Opinion) artinya perasaan takut yang berlebihan atas opini atau pendapat orang lain terhadap apa yang kita lakukan, baik dari perkataan, perbuatan, penampilan dan hal lainnya. Rasa takut akan pendapat orang ini didasarkan karena ingin terlihat sempurna di hadapan orang lain. 

FOPO menurut pakar psikologi

Psikologi UGM, T. Novi Poespita, S.Psi., M.Si., Ph.D menjelaskan bawasan kebanyakan orang Indonesia sedang mengalami FOMO, bahkan akhir-akhirnya jumlahnya meningkat dibanding beberapa waktu lalu.

Menurut Novi, panggilan psikolog itu, FOPO di Indonesia sudah ada semenjak dahulu. Sejak kecil anak-anak diajarkan hal yang sama tanpa membedakan karakteristik anak. Jika, ada yang melakukan hal yang berbeda, maka anak tersebut akan dicap aneh.

Akibat diajarkan hal sama sejak kecil, maka saat mereka dewasa, mereka akan menjadi individu-individu yang lebih peduli dengan pendapat orang lain tentang dirinya daripada pendapat nya sendiri tentang diri mereka sendiri.

Masih menurut psikolog Novi, keberadaan media sosial saat ini menambah fenomena orang terkena FOPO semakin meningkat. Di mana image dan prespektif orang dibentuk oleh media sosial. Segala pencapaian di posting, misalnya remaja usia 20 tahunan sudah memiliki penghasilan sendiri atau sudah punya usaha.

Sehingga, ketika usia mereka sudah 30 tahun dan belum memiliki penghasilan tetap atau usaha, mereka akan insecure karena tidak hasil yang mereka capai tidak sesuai dengan opini orang lain.

Jangan Terlalu FOPO, Jadilah Diri Sendiri
Source : freepik.com

Jangan terlalu FOPO, Jadilah Diri Sendiri

Sebagai mahkluk sosial kita memang sudah seharusnya menjalin hubungan dengan orang lain. Apalagi sebagai orang jawa, yang masih menjunjung unggah-ungguh dalam kehidupan sehari-hari. Unggah-ungguh adalah tata cara atau sopan santun dalam perbuatan maupun perkataan dalam adat jawa. 

Kebetulan saya tinggal di desa di mana antar tetangga kiri kanan masih terhitung saudara. Bahkan satu kampung, kita saling kenal dan bertegur sapa. Berhubung saling mengenal, kalau ada bahan gosip sedikit saja, maka satu kampung akan mendengar. Karena itulah sejak dulu, saya berusaha bertingkah tidak berlebihan karena takut dengan omongan orang. Karena jika ada gosip tentang saya, orang tua juga akan kena imbasnya. Meskipun begitu, pada kenyataan nya tetap saja, saya menjadi bahan gosip tetangga. Ya, resiko saja, kalau memang kita terlihat berbeda di mata masyarakat.

Menurut saya, sebenarnya tidak masalah ya kalau kita memikirkan pendapat orang lain tentang kita, tapi dalam batas normal tentunya. Hal ini untuk menjaga segala tingkah laku kita supaya tetap dalam norma kebaikkan. Tetapi, jika kita terlalu FOPO, tentunya efek yang akan ditimbulkan juga tidak baik. Karena bisa menghambat perkembangan kita.

Cara mencegah FOPO

Fenomena FOPO jika terlalu berlebihan akan sangat tidak baik bagi kesehatan mental. Seseorang menjadi tidak mempunyai rasa percaya diri, mudah emosi, bahkan bisa saja melakukan kekerasan. Untuk itu perlu dicegah sedini mungkin.

Sebagai orang tua, kita harus mulai membiarkan anak sejak kecil bebas bereksplorasi sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Bebas di sini tentunya kita tidak membiarkan begitu saja tanpa pengawasan. Membiarkan anak bermain dan berkarya akan melatih anak untuk lebih percaya diri nantinya.

Hal itu juga yang saya lakukan pada kedua anak saya. Anak saya yang pertama sudah menyukai mengotak-atik peralatan sejak kecil. Entah berapa banyak peralatan yang sudah digunakan, mulai dari solder, timah dan peralatan lainnya. Saya membiarkannya bermain, bahkan cenderung menuruti keinginannya. Prinsip saya saat itu, tidak apa-apa itu untuk melatih kreatifitasnya. Dan, benar saja, ketika dewasa, dia bisa mendapatkan uang dari hobinya tersebut.

Jangan Terlalu FOPO, Jadilah Diri Sendiri
Motor hasil settingan anak saya menjadi juara di lomba drag race di Gunungkidul, tanggal 10 Desember 2023 untuk kelas herex 250cc (anak saya mekanik sekaligus owner motor, untuk joki ada yang lainnya)

Bagi sebagian orang, hobi anak saya yang menyukai dunia otomotif memang dianggap sebelah mata dan sering dipandang negatif. Tetapi, sebagai orang tua, saya bangga karena dia bisa mendapatkan uang dari hobinya tersebut. 

Cara mengatasi FOPO

Kalau sudah terlanjur mengalami FOPO, maka hal tersebut harus segera di atasi, supaya kita bisa menjadi individu yang mempunyai rasa percaya diri. Caranya seperti ini:

1. Koreksi diri sendiri

Saat kita menyadari sedang terserang FOPO, maka langkah pertama ada mengkoreksi diri sendiri. Kapan FOPO mulai menjangkiti dan mencari sumber masalahnya. Jika sudah menemukan sumber masalah, segeralah berusaha untuk keluar dari situasi tersebut.

Ketika merasa diri sendiri tidak mampu, maka carilah orang yang bisa dipercaya untuk membantu kita terlepas dari FOPO.

2. Tutup Sementara sosial media

Salah satu sumber meningkatnya FOPO adalah media sosial. Jika, kamu merasa sedang FOPO, maka sebaiknya rehat dulu sejenak dari hiruk pikuknya media sosial. Cobalah menikmati kehidupan real bersama keluarga dan teman-teman di dunia real.

3. Lakukan olah raga

Olah raga terbukti mampu membantu melancarkan melancarkan peredaran darah. Salah satu olah raga yang bagus adalah yoga dengan sistem pernafasannya. 

4. Melakukan self-talk

Sesekali lakukan self-talk pada diri sendiri, kalau FOPO itu tidak baik untuk diri sendiri. Niatkan pada diri sendiri untuk jujur dan percaya diri. Melakukan sesuatu dengan niatan sendiri tanpa perlu apa yang akan orang katakan.

Ada kalanya kita perlu mendengar opini orang tentang kita, supaya kita bisa introspeksi untuk menjadi lebih baik. Tetapi, jangan terlalu FOPO, jadilah diri sendiri.







Posting Komentar untuk "Jangan Terlalu FOPO, Jadilah Diri Sendiri"