Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu

Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu

Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu dapat membantu terpenuhinya hak-hak mereka.

Keberadaan penyandang disabilitas masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka masih sering mengalami diskriminasi di berbagai sektor kehidupan, mulai dari pekerjaan, ekonomi maupun politik.

Padahal para disabilitas tersebut juga mempunyai hak yang sama dengan manusia yang normal. Namun, karena sering di marginal kan, mereka akhirnya minder dan enggan untuk membaur dengan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan remaja dengan disabilitas yang berani tampil untuk melakukan perubahan.

Disabilitas dan Pemilu

Pemilu 2024 sudah ada di depan mata. Berbagai isu mulai diangkat ke permukaan, demi mendapat simpati dari rakyat.

Salah satu golongan yang sering diangkat isu nya adalah disabilitas. Mereka ada di sekitar kita, namun mereka seolah hanya ada ketika ada momen-momen tertentu, seperti menjelang pemilu. Setelah selesai, maka keberadaan dan hak-hak mereka akan pudar kembali.

Padahal para disabilitas juga mempunyai hak yang sama dengan kita yang sehat. Bahkan, negara pun telah mengatur hak-hak disabilitas dalam undang-undang.

Salah satu undang-undang yang mengatur hak politik penyandang disabilitas adalah UU nomer 7, tahun 2017 yang menjelaskan bahwa penyandang disabilitas yang memenuhi persyaratan itu mempunyai hak yang sama sebagai pemilih untuk menggunakan hak pilihnya sebagai peserta pemilu dan juga sebagai penyelenggara pemilu.

Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024

Menurut data Daftar Pemilu Terpilih (DPT) tahun 2024 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), ada sekitar 50 persen lebih DPT, terdiri dari generasi milenial dan Z. Dan, tentu saja di antara jumlah tersebut terdapat penyandang disabilitas.

Banyaknya gen milenial dan Z dalam pemilu 2024 menunjukkan bahwa mereka memiliki peran dalam pemilu kali ini. Seperti yang kita tahui, kedua generasi ini lebih melek digital dan paham dengan berbagai isu dan hoax yang ada di masyarakat.

Dengan adanya partisipasi remaja dengan disabilitas pada pemilu 2024, diharapkan bisa menangkal hoax yang beredar tentang disabilitas. Selain itu remaja dengan disabilitas tersebut diharapkan bisa menyebarkan hal-hal positif tentang pemilu dan juga mengajak rekan-rekan sesama disabilitas untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Diskusi Ruang Publik KBR, “Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024”

Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu

Senang sekali pada 28 November 2023, saya berkesempatan mengikuti diskusi yang diadakan oleh KBR dan NLR Indonesia yang bertema “Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu 2024”. Dengan mendatangkan dua nara sumber yaitu:

  • Noviati, S.iP dari PPRBM(Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersama Sumber Daya Masyarakat) Solo dan juga Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilihan Umum) di daerah Wonogiri.
  • Kenichi Satria Kaffa, seorang remaja dengan disabilitas dan juga pelajar di dua kampus yang juga aktif di berbagai lembaga kemanusiaan.

Mengenal PPRBM Solo

Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu
Ibu Noviati, S.iP

Dalam diskusi tersebut, ibu Noviati menceritakan tentang PPRBM Solo yang sejak tahun 1978 sampai saat ini tetap konsisten bergerak dalam pemberdayaan dan advokasi bagi penyandang disabilitas, OYPMK dan kelompok-kelompok rentang yang masih termarjinalkan.

Kemudian pada tahun 2012 PPRBM mulai bersinergi dengan NLR (Netlerland Leprosy Relief) untuk melakukan kegiatan pendampingan terhadap difabel dan OYPMK dalam pemenuhan kehidupan secara inklusif di Tegal. Kemudian meluas ke wilayah Blora dan Brebes.

Mulai tahun 2018 hingga saat ini NLR tidak hanya fokus terhadap disabilitas dan OYPMK saja, tetapi juga mulai memasukkan isu tentang anak disabilitas dan kusta melalui program PADI (Prioritaskan Anak Disabilitas Indonesia)

Tujuan program ini adalah untuk mendorong pemenuhan hak anak disabilitas dan kusta yang ada di daerah dan belum menjadi prioritas dalam program-program pemerintah.

Melalui program PADI PPRBM Solo membentuk forum “Tiga Buah Hati” yang beranggotakan orang tua dengan anak difabel. Forum ini menjadi wadah pembelajaran, komunikasi dan koordinasi para anggota. Selain itu, forum ini juga sebagai media pendampingan anak-anak disabilitas baik yang sudah bergabung di forum maupun di luar forum.

Sasaran kegiatan forum ini adalah kegiatan pendidikan, kesehatan, sosial budaya dan seni. Misalnya pelatihan publik speaking, me meningkatkan bakat dan minat di kesenian dan olahraga serta kegiatan lainnya.

Sebagai bukti nyata kepedulian PPRBM Solo terhadap disabilitas adalah dengan merekrut disabiltas menjadi bagian di lembaga. Para disabilitas tersebut terlibat di berbagai kegiatan PPRBM, seperti bagian program, manajemen maupun bagian lapangan.

Semangat Remaja dengan Disabilitas mengikuti pemilu 2024

Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu
Kenichi Satria Kaffa, remaja penyandang disabilitas netra 

Ada Kenichi Satria Kaffa, yang lebih sering dipanggil Mas Ken merupakan remaja berusia 20 tahun penyandang disabilitas netra. Tahun 2024 merupakan kali pertama Mas Ken mengikuti pemilu. Dia cukup bersemangat untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Menurut Mas Ken, jika kita ingin melakukan perubahan, maka saatnya sekarang untuk memulai, salah satunya dengan mengikuti pemilu. Apalagi negara kita akan mencapai Indonesia Emas di tahun 2045. Untuk mencapai Indonesia Emas dibutuhkan waktu yang panjang dan gen Z mempunyai perananan penting untuk itu.

Mas Ken berpesan pada gen Z,

“Gen Z harus aware dengan kemajuan Indonesia di masa depan. Bukan hanya generasi yang bisa joget-joget di media sosial, tetapi Gen Z harus juga paham dengan environment, human development, ekonomi pembangunan manusia dan hak asasinya."

Selain itu Mas Ken juga meminta kepada pihak-pihak yang terkait dengan pemilu untuk lebih sering malakukan sosialisi pemilu terhadap disabilitas. Karena banyak disabilitas di luar sana yang masih tidak faham apa itu pemilu dan pentingnya berpartisipasi dalam pemilu bagi mereka.

Tugas Bersama supaya Remaja dengan Disabilitas mau berpartisipasi  dalam Pemilu 

Supaya remaja dengan disabilitas mau berpartisipasi dalam pemilu, bukan hanya tugas PPS (Panitia Pemungutan Siara) saja. Tetapi juga tugas orang tua dan masyarakat di sekitarnya.

Dibutuhkan kerjasama antara remaja dengan disabilitas, orang tua dan masyarakat sekitar. Karena dengan adanya keterlibatan semua pihak tersebut akan membantu pihak PPS dalam menyediakan sarana dan prasarana di TPS (Tempat Pemungutan Suara).


Kesimpulan

Perbedaan pendapat dan pilihan dengan orang lain merupakan hal yang biasa. Jangan sampai perbedaan tersebut menimbulkan perdebatan dan pertengkaran. Cukup berdoa saja, supaya pemilu bisa terselenggara dengan lancar dan mendapatkan pemimpin yang amanah.







Posting Komentar untuk "Pentingnya Partisipasi Remaja dengan Disabilitas dalam Pemilu"