Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Persekusi: Apa dan Bagaimana Menghindarinya?


Beberapa hari lalu viral dua persekusi yang dialami Ibu Susi beserta anaknya dan seorang peserta lari marathon di Yogyakarta. Lalu, apa sebenarnya persekusi itu? Bagaimana cara untuk menghindarinya?

Persekusi yang dialami Ibu Susi dan anaknya, bermula dari acara car free day yang diikuti bersama dengan teman-temannya. Pada saat mengantar anaknya ke toilet, dia   terpisah dengan rombongan awal mula berjalan. Namun, dia memutuskan tetap meneruskan jalan santai tersebut.


Dalam perjalanan terpisah dari rombongan itulah, Ibu Susi beserta anaknya bertemu dengan rombongan yang memakai kaos bertuliskan #gantipresiden2019. Mungkin bagi orang biasa itu wajar saja, karena memang situasi politik mulai menghangat. Naasnya, saat itu Ibu Susi memakai kaos bertuliskan diasibukkerja dengan gambar kemeja kotak-kotak. Tanpa butuh penjelasan lebih mendetil, Bu Susi merupakan salah satu simpatisan pendukung president saat ini.

Saat dua kubu simpatisan bertemu dengan jumlah yang tidak seimbang, bisa dipastikan akan terjadi ejekan, sindiran terhadap pihak yang berjumlah sedikit. Dan, hal ini dialami oleh Ibu Susi dan anaknya.

Sementara persekusi yang kedua dialami oleh salah seorang pelari marathon dalam rangka Milad ke-27 Universitas Aisyiyah(UNISA) Yogyakarta. Rute lari marathon yang melewati perkampungan islami tidak diperhitungkan sebelumnya oleh panitia. Sehingga saat ada peserta wanita yang memakai celana pendek dan kaos ketat mendapat teguran keras, bahkan bisa dibilang pelecehan dari masyarakat yang dilewati rute marathon.

Lalu apa sebenarnya persekusi itu? Menurut  Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), persekusi berarti pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang atau sejumlah warga dan disakiti, dipersulit serta ditumpas.

Sementara menurut wikipedia persekusi adalah perlakuan buruk atau  penganiayaan secara sistematis oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain, khususnya karena seku, agama, atau pandangan politik.

Setiap orang tentunya tidak ingin menjadi korban persekusi di mana pun dia berada. Untuk itu kita bisa menghindari persekusi dengan melakukan hal-hal berikut ini :

1. Menahan mengomentari sesuatu yang belum jelas kebenarnya.
Media sosial sekarang ini sudah terlalu banyak berita yang tidak jelas sumber keasliannya. Menghindari berkomentar untuk hal-hal yang tidak perlu lebih baik dari pada berkomentar tetapi semakin memicu timbulnya kericuhan. Karena bisa jadi berita yang tersebar itu palsu belaka. Sebelum berkomentar negatif, posisikan anda sebagai korban bagaimana perasaaannya. Tentu tidak ada seorang pun yang ingin berada dalam posisi korban persekusi.

2. Hindari memakai pakaian yang bisa memicu komentar pihak tertentu.
Dua kasus diatas berawal dari pemakaian kostum. Mungkin memang hak kita memakai pakaian apa dan tulisannya seperti apa. Tetapi saat situasi politik seperti sekarang ini lebih baik tidak memakai atribut politik tertentu. Apalagi saat kita berada di lokasi yang ramai.

3. Koreksi diri sendiri
Korban persekusi biasanya akan mengalami beban mental yang sangat dalam, bahkan trauma yang berkepanjangan. Untuk itu sebelum kita mengatakan atau melakukan persekusi kepada orang lain. Tempatkan diri kita sendiri sebagai korban, jika hal itu terjadi pada kita bagaimana perasaan kita.

4. Jika Anda merasa menjadi korban persekusi segera laporkan ke nomer 081286938292 atau e-mail ke antipersekusi@gmail.com. Untuk meminta perlindungan dan bantuan hukum.

2 komentar untuk "Persekusi: Apa dan Bagaimana Menghindarinya?"

  1. aku ngerasain sendiri pasca kejadian bom kemarin. saya lagi makan di sebuah restoran dan ada beberapa orang yang sedang makan tidak jauh dari meja saya. dan mereka seperti menyindir bahwa pelaku pengeboman adalah cewek2 berjilbab. pandangan mereka itu membuat saya merasa tidak nyaman. ironi bgt ya di negara kita ini yang selalu membeda2kan ras dan agama.

    BalasHapus
  2. Ya itulah Indonesia, kita sebagai orang Islam kadang memang serba salah. Kalau menurut saya pribadi orang jahat atau baik itu ada dalam setiap agama. Jadi selama kita tidak melakukan kesalahan ya enjoy saja...:)

    BalasHapus