Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sinopsis Novel Bedebah di Ujung Tanduk karya Tere Liye

Bedebah di Ujung Tanduk karya Tere Liye


“Di Negeri Para Bedebah, Pencuri, perampok, Bagai musang berbulu domba. Di depan, wajah mereka tersenyum penuh pencitraan. Di belakang penuh tipu-tipu.

Di negeri di ujung tanduk, pencuri perampok, berkeliaran menjadi penegak hukum. Di depan, di belakang tidak malu-malu lagi.

Tapi setidaknya, Kawan, dalam situasi apapun, petarung sejati akan terus bertarung habis-habisan bersama sahabat sejati. Karena esok, matahari akan terbit sekali lagi. Bersama harapan.”

Novel Bedebah di Ujung Tanduk merupakan kelanjutan dari novel seri petualangan karya Tere Liye sebelumnya. Seperti Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Pulang, Pergi dan Pulang-Pergi. Jadi, disarankan sebelum membaca novel ini, terlebih dahulu sebaiknya membaca novel-novel sebelumnya. Hal ini bertujuan supaya kita mengetahui karakter tokoh dalam cerita.

Tentang Buku

Judul: Bedebah di Ujung Tanduk

Pengarang: Tere Liye

Editor: Diana Hayati

Desain Cover: Indra Bayu

Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara

Halaman: 415 hlm; 20cm

ISBN: 978-623-97262-1-8

Sinopsis Novel Bededah di Ujung Tanduk

Thomas baru saja turun dari pesawat langsung menuju klub petarung untuk menerima tantangan bertarung dari Babi Hutan atau Bujang untuk berkelahi. Pertarungan sengit terjadi di antara mereka berdua. Hingga babak kedua belum diketahui siapa pemenangnya. Tiba-tiba saja, arena pertandingan tersebut dihujani serangan dari helicopter oleh orang-orang yang tidak dikenal.

Thomas, Bujang, Saloma dan Junior (anak didik Saloma) segera kabur melalui lift darurat, ternyata di bawah mereka sudah ditunggu oleh tembakan dari orang berbaju hitam. Mereka tidak tahu siapa lawan mereka dan apa keinginan mereka. Yang mereka lakukan hanya kabur dari tempat itu untuk menyelamatkan diri.

Setelah berhasil kabur, Bujang mencoba mencari tahu tentang siapa yang menyerang mereka. Menurut informasi yang di dapat dari kembar Yuki dan KiKo belum mengetahui secara pasti siapa yang menyerang mereka. Dan, juga mereka mendapat pesan dari Ayako untuk terbang saat itu juga ke daerah pedalaman Kathmandu, yang pasti tempat yang dituju itu tidak ada dalam peta.

Bujang, Thomas, Saloma dan Junior hari itu juga berangkat menggunakan jet pribadi untuk berkumpul di tempat yang ditentukan Ayako. Sementara Yuki dan Kiko akan menyusul, tetapi sebelumnya mereka mampir dulu di Hong Kong untuk menjemput White di restorannya. Sayangnya cuaca saat di bandara Hong Kong tidak mendukung, akibatnya mereka harus delay karena  angin topan di sedang terjadi di* luar.

Thomas dan teman-temannya tiba di sebuah biara kuno yang tersembunyi di hutan bambu. Ternyata, Ayako sudah datang terlebih dahulu. Ayako datang dengan mengemudi helicopter memakai baju ninja. Tanpa menunggu kedatangan si kembar, mereka segera menemui penjaga biara untuk mengetahui tentang siapa yang menyerang Thomas dan kawan-kawannya. Dan didapatkan informasi kalau penyerangnya adalah penguasa lama jalur sutra yang berada di hutan, yang entah di mana yaitu kelompok “Teratai Emas.”

Pemimpin Teratai Emas ini adalah Roh Drukpa. Dulu Guru Bushi dan Roh Dukpa pernah bertanding dan didapatkan hasil yang seimbang. Ayako mengetahui tentang Roh Drukpa dari Guru Bushi, gurunya. Jadi, Ayako mengetahui betul kekuatan lawan. 

“Ayako, esok lusa, kejadian inipasti terulang. Ambisi keluarga shadow economy akan bersinggungan lagi dengan Roh Drukpa. Saat itu terjadi, aku tidak tahu siapa yang bisa menghentikan ‘Teratai Emas.’ Aku mungkin telah meninggal. Mungkin itu adalah tanggung jawabmu.”

-halaman: 100-

Roh Drukpa marah kepada Thomas karena sebelum Thomas bertanding dengan Bujang, Dia baru saja membantu J.J Costello (penguasa shadow ekonomi Amerika) untuk membeli gunung emas di Bhutan. Apesnya, salah satu bagian tanah yang dibeli peguasa shadow ekonomi itu terdapat markas “Teratai Emas”. Sehingga Roh Drukpa memerintahkan untuk membawa Thomas dan J.J Costelo ke markas dalam keadaan hidup dan mati.

Biksu di biara tersebut tidak bisa membantu banyak. Namun, Ayako berniat menemui Roh Drukpa secara langsung untuk meminta maaf. Karena Thomas tidak mungkin dilepaskan akan tetap dikejar samapai mana pun. Sehingga kabur bukan merupakan jalan terbaik. Satu-satunya jalan adalah memohon pengampunan Roh Drukpa.

Tanpa menunggu lama, mereka segera meninggalkan kuil tersebut. Baru saja menaiki helicopter, mereka di serang oleh 3 helicopter Teratai Emas. Dalam pertempuran itu Ayako berhasil mengalahkan ketiga helicopter, namun helicopter mereka juga mendapat tembakan yang mengakibatkan mereka harus mendarat darurat di sungai.

Begitu mendarat, tidak menunggu lama, anggota Teratai Emas dalam jumlah yang besar datang menyerang mereka. Sebenarnya mereka menang meskipun kalah jumlah. Tetapi, musuh menyandera Salonga dan Junior, sehingga dengan terpaksa mereka menyerah.

Sementara itu Yuki, Kiko dan White mendapatkan penerbangan special karena mereka bisa terbang meskipun cuaca tidak mendukung untuk terbang. Tetapi, ternyata semua awak dan penumpang pesawat adalah anggota Teratai Emas yang menyamar. Sehingga saat berada di atas ketinggian, musuh tersebut melumpuhkan mereka.

Markas Teratai Emas berada di lembah yang sangat subur, di mana untuk menuju ke sana harus melewati tebing-tebing yang curam. Penduduk di sana menggunakan peralatan sederhana karena di sana tidak ada peralatan modern yang boleh masuk. Thomas dan kawan-kawan terpesona akan keindahan tempat tersebut. Tetapi, saat ini posisi mereka adalah sebagai tawanan.

Pada akhirnya Thomas dan kawan-kawan serta Yuki, Kiko dan White berkumpul menjadi tawanan Roh Drukpa sang penguasa kuno jalur sutra. Kekuatan Roh Drukpa ini sangat luar biasa, di mana dia dapat membunuh lawan di balik batu besar tanpa menghancurkan batu tersebut, karena kuatnya tenaga dalam

Berhubung Roh Drukpa menghormati Guru Bushi, maka Roh Drukpa tidak langsung membunuh para tawanan tersebut. Roh Drukpa memberi mereka kesempatan lebih lama dengan mengadakan tiga pertandingan.

Bagaimana Thomas dan kawan-kawannya menghadapi tiga pertandingan tersebut? Apakah mereka bisa lolos ataukah Thomas harus mati di markas Roh Drukpa? Silahkan teman-teman baca keseruan saat Thomas dan kawan-kawan melakukan pertarungan.

Bedebah di Ujung Tanduk karya Tere Liye

Ada juga buku Tere Liye yang bercerita tentang memaafkan dan berdamai dengan keadaan yaitu Novel Rasa.

Hikmah yang bisa diambil

1. Teman setia adalah mereka yang ada saat seorang teman berada dalam keadaan suka maupun duka.

Seperti kesetiakawanan yang dilakukan oleh Thomas dan kawan-kawannya. Roh Drukpa hanya berurusan dengan Thomas, sehingga membiarkan yang lain pergi dengan selamat. Namun, Bujang dan yang lainnya memilih tetap bersama dengan Thomas, meskipun tahu resikonya mungkin saja mereka akan pulang tinggal nama.

2. Gunakan kecerdikan saat menghadapi masalah

Thomas dan teman-temannya mengetahui bawasannya mereka akan kalah baik dari segi jumlah dan kekuatan. Namun, demi mengulur waktu dan mencari peluang untuk lari dari markas Teratai Emas dengan terlebih dahulu mengadakan tiga pertandingan.

3. Mengetahui Istilah Ekonomi global

Seperti dalam novel-novel sebelumnya, Tere Liye juga selalu membahas tentang ekonomi dunia. Di mana ekonomi dunia dikuasai oleh orang-orang tertentu. Entah itu benar atau tidak, yang pasti dari novel ini kita juga bisa mengetahui tentang sejarah jalur sutra.

4. Berani berbuat berani bertanggung jawab

Seorang petarung sejati adalah mereka yang berani mengakui semua perbuatannya dan berani mempertanggung jawabkan perbuatannya tersebut. Thomas merasa bersalah denga napa yang telah dilakukan. Demi dua koper emas dia telah membantu penguasa shadow economy Amerika untuk menguasai tanah di pengunungan Bhutan tanpa memikir dampak yang akan ditimbulkan. Karena itu Thomas bersedia menanggung akibatnya sendirian.

Itu tadi sedikit tulisan tentang Novel Bedebah di Ujung Tanduk. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang sedang mencari buku bacaan.

 


4 komentar untuk "Sinopsis Novel Bedebah di Ujung Tanduk karya Tere Liye "

  1. Tere Liye emang seru abis novel novelnya...termasuk buku ini. Jadi ingin mengulangi baca bukunya..abis baca reviewnya ini mba....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Kak, cerita seru. Jadi,penasaran dengan alur ceritanya. Apalagi saat Tere liye mencerikan latar di suatu adegan, kita seolah bisa membayangkan suasananya.

      Hapus
  2. Wah saya juga sudah baca buku ini, setiap baca petualangan bujang sama thomas tuh berasa sampai adrenalinnya, berasa ikut menyaksikan langsung petarungannya. Tapi dikisah ini saya suka sekali dengan kebijaksanaan bujang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kisah Bujang dan Thomas memang selalu asyik, apalagi saat mereka bertarung.

      Hapus