Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Memaafkan dari Novel Rasa karya Tere Liye

Novel Rasa karya Tere Liye


"Apakah memaafkan itu mudah diberikan? Apakah melupakan itu ringan dilakukan? Sayangnya, itu sering kali lebih enteng diucapkan, tapi dihati terdalam tetap begitulah."

Kata maaf memang mudah diucapkan, sama halnya dengan ikhlas. Kata itu akan terasa berat diucapkan kepada orang yang telah menyakiti kita begitu dalam. Kita akan Belajar Memaafkan dari Novel Rasa karya Tere Liye.

Tentu yang suka membaca tahu tentang Tere Liye, kan? Dia merupakan salah satu penulis yang sangat produktif dan buku-buku yang ditulisnya selalu best-seller. Termasuk novel ini. Kebetulan saya ikutan preoder buku ini sebelum lebaran tahun 2022, karena lebih murah. Tetapi, bacanya baru bulan Desember 2022. Kebangetan nggak sih ya.

Seperti novel karya bang Darwis (nama asli Tere Liye) yang lain, Novel Rasa ini bisa dibaca semua kalangan umur. Meskipun tokoh utamanya Linda yang masih berada di kelas XI, tetapi isi dari buku ini bisa untuk segala usia. Novel Tere Liye yang lain yang tokohnya juga anak muda adalah Novel Selamat Tinggal. 

Tentang Novel "Rasa"

Judul Buku : Rasa 

Penulis : Tere Liye

Editor : A. R

Desain Cover : Indra Bayu

Penerbit: PT Sabak Grip  Nusantara 

ISBN : 978-623-97262-3-2

Halaman : 421

Sinopsis Novel Rasa karya Tere Liye

Linda seorang anak SMA kelas XI yang  memiliki sifat periang, usil, mandiri dan tentu saja pintar. Dia tinggal di rumah bersama ibu dan Adit, kakaknya. Sementara ayahnya pergi meninggalkan mereka bersama wanita lain, itu yang didengar Linda selama ini dari ibunya.

Semenjak kepergian ayahnya tersebut, Linda membenci yang namanya lelaki. Bagi dia lelaki itu adalah orang jahat. Apalagi lelaki yang berani menyakiti perempuan. Tentu saja hal tersebut tidak berlaku untuk kakaknya. Meskipun, Linda mempunyai sikap keras, namun hatinya baik. Dia selalu ringan tangan untuk membantu orang lain.

Untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga setelah ayahnya pergi, Linda bekerja di studio foto milik omnya sepulang dari sekolah.

Di sekolah Linda mempunyai teman akrab yang duduk sebangku dengannya, nama Joana. Tetapi lebih akrab dipanggil Jo. Meskipun Jo anak orang kaya, tetapi dia tidak gengsi untuk naik angkot saat ke sekolah.

Hingga suatu saat sekolah mereka kedatangan murid baru bernama Putri. Ternyata Putri adalah teman sebangku Linda saat masih SD. Namun, saat kelas lima, Putri tiba-tiba pindah sekolah tanpa pamit terlebih dahulu. Ternyata Putri ini ada hubungannya dengan Linda.

Sebagai seorang remaja, Linda mempunyai sifat yang keras dan terburu-buru ingin menyelesaikannya biar segera tuntas. Tanpa berfikir lebih jauh akibat yang akan ditimbulkan. Seperti saat menyelesaikan masalah Aurel teman sekelasnya yang dikhianati pacarnya Nico. 

"Terkadang masalah itu hanyalah soal persepsi. Soal asumsi, Relatif. Misalnya, bagi negara yang missing, pengangguran 20%, rakyat miskin 20% itu bukan masalah besar. Namun, bagi negara maju, pengangguran 5 % serta tingkat rakyat miskin hanya 5 % saja sudah menjadi masalah besar."

~halaman 236

Berhubung Linda mempunyai bakat dibidang fotografi, maka Om nya mencarikan Linda guru fotografi yang top bernama DT. Di sana Linda belajar apa arti sabar dan proses belajar. Dan , hasilnya memang cukup memuaskan. Dengan lancar Linda mampu mengomentari hasil foto DT. Hingga membuat sang fotografer menangis, karena selama ini dia terlalu sombong, menganggap hasil jepretannya paling nagus. Namun, ternyata dikomentari oleh anak magang masih memiliki kekurangan dibeberapa bagian.

Kebencian Linda terhadap lelaki mulai berkurang, setelah bertemu dengan Nando, teman masa kecilnya. Mereka perlahan akrab kembali dan Linda jatuh cinta terhadap Nando. Tetapi, ternyata Jo juga jatuh cinta pada Nando. Dan, karena sama-sama ingin mendapatkan cinta Nando, Linda dan Jo bersaing dan pada akhirnya mereka bertengkar hebat, yang menyebabkan persahabatan mereka retak.

"Sebuah masalah yang super sulit, super menyakitkan, terkadang hanya bisa diselesaikan dengan sebuah penerimaan. Berdamai dengan hati yang masih membenci. Berdamai dengan hati yang masih perih."

~halaman 344

Meskipun Linda sudah jatuh cinta terhadap Nando, tetapi kebenciannya terhadap Ayahnya sangat sulit untuk dimaafkan. Karena, Linda tahu setelah ayahnya pergi dengan wanita lain, ibunya sering menangis. Membuat kakaknya Adit harus kerja sambil kuliah. Begitu juga dirinya harus bekerja di studio foto sepulang sekolah. 

Rasa marah Linda meledak saat melihat ayahnya ada dirumah bersama putri. Linda belum bisa memaafkan ayahnya sampai saat itu. Apalagi, saat mengetahui bahwa Putri adalah saudara tirinya.

"Biji buah cokelat itu aslinya pahit. Binatang liar akan memudahkannya saat memakan buah cokelat. Itulah perumpamaan sebuah masalah. Pahit dan menyakitkan. Sekarang. Dengan gula, susu dan krim. Cring! Segelas cokelat panas ini menjadi begitu menyenangkan. Terasa manis. Sungguh, begitulah seharusnya kita menghadapi masalah yang menyakitkan, Lin. Diberikan gula penerimaan, diberikan susu kata maaf, ditaburi krim ketulusan. Maka, semuanya terasa melegakan. Terasa damai..."

~halaman: 402

Hikmah yang bisa diambil  dari Novel Rasa

Meskipun tokoh utama di novel ini masih duduk dibangku kelas XI, bukan berarti buku ini hanya layak dibaca oleh anak ABG saja. Buku ini cukup bagus dan recomended untuk dibaca dan bisa dibaca oleh segala usia. Oh ya setelah membaca tentu ada hikmah yang bisa diambil dari sebuah tulisan.

1. Masalah itu besar atau kecilnya terkadang tergantung dari cara pandang kita menghadapi masalah. Seperti ibu Linda yang trauma dengan kata pergi, meskipun itu untuk alasan bekerja sekali pun. Sehingga masalah satu persatu mulai muncul.

2. Kita sering menjudge seseorang dari penampilannya saja. Padahal ada banyak hal yang kita tidak ketahui tentang orang tersebut. Seperti Linda yang selalu memandang rendah Agus karena senantiasa terlihat mengantuk di kelas. Faktanya Agus memang kurang tidur karena harus menjadi ojek di malam hari demi bisa sekolah.

3. Terkadang kita terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya kecil. Seperti Linda yang tidak mengakui bahwa dia sudah mengenal Nando dari dahulu. Karena saling tidak jujur, akhirnya timbul pertengkaran dengan Jo.

Nah, itu tadi tulisan singkat tentang Belajar Memaafkan dari Novel Rasa karya Tere Liye. Mungkin bisa membantu teman-teman yang ingin mendapatkan referensi bacaan. Bisa juga membaca Novel Sepucuk Angpao Merah, novel yang berlatar belakang kehidupan di sekitar sungai di Kalimantan. 

"Berbagai rasa berkumpul di novel ini. Jika kalian tertawa, menangis atau merenung panjang saat membaca buku ini, ingatlah selalu; apapun yang terjadi atas kehidupan, tidak semuanya berjalan sesuai keinginan kita. Tapi kita selalu bisa menerimanya."


Posting Komentar untuk "Belajar Memaafkan dari Novel Rasa karya Tere Liye"