Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pulang (Bab 4)


Speadboat melaju dengan kecepatan penuh di aliran sungai Kapuas. Pagi ini, Pras menepati janjinya kemarin untuk mengantarku ke kota kabupaten lebih awal, supaya tidak ketinggalan pesawat lagi.


Di sela-sela obrolan ringan di antara kami, aku sempatkan menatap wajahnya dari samping. Pemuda ini punya wajah yang khas, ayahnya seorang perantau dari daerah jawa tengah sementara ibunya adalah orang dayak Ngaju. Sehingga menghasilkan keturunan baru berdarah jawa-dayak.

Entah sekedar mitos atau memang kenyataan jika menikah dengan orang Kalimantan itu tidak bisa pulang kampung lagi. Begitu pun ayah Pras, sepertinya juga tidak punya keinginan untuk kembali ke kampung halamannya dulu. Terlebih memang usaha menampung ikan-ikan dari para nelayan dan lahan persawahan yang dimiliki sudah cukup luas membuat keluarga Pras tetap memilih tinggal di Borneo.

Pras, sosok lelaki yang baik. Dialah selama ini membantuku dalam banyak hal. Dia juga yang selalu menguatkanku untuk tetap bertahan sampai sekarang ini. Dan, Aku juga tahu kalau Pras ingin hubungan kami lebih dari sekedar teman biasa. 

"Hei, jangan melamun saja! Sudah hampir sampai."
"Kok cepat ya?"
"Biasa saja, Non. Kamunya saja yang kebanyakan melamun."
"Masa sih."

Tak butuh waktu lama untuk sampai bandara kecil di sebuah kota kabupaten ini. Inilah satu- satunya akses paling cepat menuju Pontianak bila dibanding naik perahu atau jalur darat.

Berkat seorang teman Pras yang bekerja di biro perjalanan yang ada di bandara tersebut, Kartika bisa memperoleh ticket harga istimewa.
"Tika, titip salam pada seluruh keluargamu. Semoga ayahmu segera pulih."
"Terima kasih, Pras. Atas bantuannya." Kalau tidak ada kamu belum tentu aku bisa pulang ke Jawa hari ini."
"Sudahlah...yang penting kamu bisa segera bertemu dengan ayahmu. Jaga diri. Ingat untuk kembali ke sini."
Ada harapan besar di mata Pras saat menatapku. Buru-buru aku ambil tas ranselku dari tangannya. Dan segera melangkah ke pintu chek-in setelah bersalaman dengannya.

Dari atas pesawat menuju Pontianak aku lihat hamparan hutan menghijau dengan banyak aliran sungai membelahnya. Sungguh negeri ini sangat kaya raya. Namun, sungguh disayangkan banyak tangan yang ingin merusak alam itu.


#tantangancerbung
#tantanganodop
#onedayonepost
#odopbacth5


Posting Komentar untuk "Pulang (Bab 4)"