Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

The Power of "Kepepet"


The power of kepepet berarti kekuatan yang muncul karena keadaan terjepit atau terpaksa (kepepet adalah bahasa jawa yang berarti dalam suasana terjepit). 

Saya yakin pasti banyak yang sudah merasakan ini. Sesuatu yang dulunya tidak mungkin dilakukan karena keadaan terpaksa menjadi bisa dilakukan. Seperti kisah seorang teman perempuan. Dahulu sebelum menikah dia tidak berani naik motor. Setelah menikah pun sama, belum berani naik motor. Hingga sang suami bertugas ganda yaitu sebagai ojek pribadi. Namun, saat sang  suami harus bekerja di luar pulau. Pada awal-awal suami tidak ada diruma dan hendak pergi ke suatu tempat, dia minta tolong saudara. Tapi lama-kelamaan karena tidak enak hati terus-menerus minta tolong, akhirnya dia memberanikan diri untuk belajar naik motor. Dan, ternyata dia bisa. Bahkan, saat ini dia naik motor tidak hanya dilingkungan sekitar saja tetapi sudah sampai ke kota kabupaten.

Di atas adalah cerita temannya. Kalau saya sering mengalaminya. Salah satunya sewaktu Gunung Kelud meletus tahun 2014 lalu, meski tidak tinggal di sekitar gunung. Tetapi abu letusan gunung tersebut menyelimuti seluruh genteng rumah, jalan, tanaman di daerah saya. Alhamdulilah, sehari setelah gunung meletus turun hujan, sehingga mengurangi debu yang berterbangan. Tetapi turunnya hujan ternyata membuat seluruh rumah kebanjiran karena pasir di atas genteng tidak bisa mengalir bersama air hujan. Bahkan pasir tersebut menghambat air hujan sehingga genteng dan talang air tidak mampu menampung.

Tahu apa yang saya lakukan. Saat itu suami ada, tapi dirumah satunya. Sementara kakak saya sudah naik me atas genteng berusaha membersihkan pasir. Waktu itu semua orang sibuk membersihkan rumah masing-masing, jadi tidak mungkin minta tolong pada orang lain. Sementara rumah orang tua saya besar, kalau hanya satu orang yang membersihkan mungkin butuh waktu 2-3 hari. Belum nanti hujan kalau turun lebih deras lagi, bisa-bisa rumah terendam air. Dan, pada akhirnya saya pun ikut naik genteng untuk membersihkan pasir.

Begitulah, saat orang berada dalam keadaan terpaksa, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan menjadi bisa melakukan. Semua itu karena adanya semangat dalam hati untuk melakukan.

Seperti saat mengikuti Odop ini, terkadang saya bingung mau menulis tentang apa. Sudah ada ide tapi macet tidak bisa meneruskan. Yang saya lakukan adalah tetap meneruskan pekerjaan sambil mencari ide untuk menulis. Dan, alhamdulillah ide itu selalu ada.

Maka, saat kita berada pada suasana yang memaksa, jangan sampai putus asa. Karena, rasa putus asa akan membuat pikiran positif kita tertutup. Tetap lakukan hal positif lain sambil memikirkan jalan keluarnya. Jangan lupa selalu minta bantuan Allah subhana wa ta'ala. Karena tempat sebaik-baiknya meminta hanya pada Allah. 
Keep writing.


#onedayonepost 
#odopbatch5

1 komentar untuk "The Power of "Kepepet""