Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ramadhan Di Rantau (Hong Kong 2016)

Tak terasa hari ini sudah 10 hari, kita menjalani ibadah puasa. Berarti sudah sepertiga ramadhan berlalu. Gimana puasanya. Masih semangat atau sudah mulai kendor. Semoga tetap semangat untuk menjalani ibadah ini, serta ibadah yang kita jalankan diterima oleh Allah SWT...


Memasuki sepertiga ramadhan kedua, biasanya masjid-masjid di Indonesia mulai berkurang jamaahnya. Hal ini sudah biasa terjadi, waktu awal ramadhan, jamaah masjid meluber sampai halaman masjid. Semakin lama, semakin berkurang. Hingga nanti saat lebaran kurang beberapa hari jumlah jamaah hanya beberapa shof saja. Hal ini biasanya di karenakan kesibukan mempersiapkan lebaran. Jadi pasar dan pusat perbelanjaan yang lebih rame pada akhir ramadhann.


Suasana ramadhan seperti itu, memang hal yang biasa terjadi di Indonesia. Tetapi berbeda sekali bagi kaum muslim yang menjalani ramadhan di negara yang mayoritas non muslim seperti di Hong Kong. Apalagi bagi yang terikat pekerjaan. Praktis menjalani ibadah puasa mempunyai tantangan tersendiri.

Seperti halnya di Indonesia, sebelum ramadhan kami di Hong Kong juga menggelar Megengan(tradisi jawa sehari menjelang ramadhan). Acara ini biasanya cukup sederhana, cukup dengan berdoa bersama supaya puasa lancar  sampai selesai. Dan di akhiri dengan makan bersama masakan Indonesia.

Sementara dalam menjalin puasa di sini, jangan berharap untuk minta keringanan pekerjaan pada majikan. Pekerjaan tetap dilakukan seperti biasa tanpa pengurangan jam atau despensasi. Tetapi sekarang dengan semakin aktifnya organisasi PMI (Pekerja Migran Indonesia) di Hong Kong, memberikan pengumuman tentang ibadah puasa bagi PMI. Sehingga banyak majikan sudah tahu tentang ibadah yang dijalani oleh PMI selama ramadhan.

Saat menjalankan puasa yang paling seru adalah saat sahur dan berbuka puasa. Tapi lebih seru saat makan sahur. Banyak PMI yang melakukan sahur dengan sembunyi-sembunyi. Tahu sendiri, makan sahur jam 03.00, majikan lagi enak-enak tidur, kita tidak mungkin memanaskan makanan yang bisa menimbulkan gaduh di dapur. Ada teman cerita, kalau makan sahurnya dimasukan ke kotak makanan terus di bawa tidur, taruh di bawah selimut. Kalau mau makan sahur tinggal makan. Tetapi kebanyakan PMI memilih cara yang praktis, hanya dengan minum susu atau sereal plus makan roti.

Sementara untuk berbuka tidak begitu masalah, hanya jam makannya saja yang berbeda dengan majikan. Sehingga kita perlu menyesuaikan sendiri, bagaimana berkomunukasi dengan majikan.

Apapun tantangan dalam menjalankan puasa, kami PMI tetap semangat menjalaninya. Meskipun saat ini Hong Kong sedang musim panas, di mana siang hari lebih lama dari malam hari. Otomatis puasa yang dijalankan juga lebih lama. Dari jam 04.11 sampai 19:15 atau sekitar 15 jam. Hal ini semakin memicu semangat kami untuk menjalani puasa. Di samping karena memang kewajiban umat muslim, juga  untuk membuktikan pada majikan, bahwa puasa tidak mengurangi aktivitas apalagi menimbulkan sakit.

Untuk foto suasana megengan dan ramadhan di Hong Kong belum bisa diunggah karena masih online dengan computer perputakaan Hong Kong.


Posting Komentar untuk "Ramadhan Di Rantau (Hong Kong 2016)"