Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

12 Tradisi Unik Menyambut Ramadhan dari Ziarah Kubur sampai Padusan


12 Tradisi unik menyambut ramadhan dari ziarah kubur hingga padusan. Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan Ramadan tahun 2021. Bulan penuh berkah dimana pahala dilipat gandakan dan pintu ampunan dibuka lebar oleh Allah SWT.

Umat muslim dari seluruh penjuru dunia menyambut bulan puasa dengan penuh semangat. Meskipun dua tahun ini kita masih belum terlepas dari wabah virus corona.

Untuk menyambut bulan ramadhan, masyarakat suatu daerah mengadakan suatu tradisi atau kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan tradisi nenek moyang mereka.

Di daerah saya di Madiun, Jawa Timur setiap menjelang bulan puasa masyarakat suatu kampung membersihkan makam secara bergotong royong. Kemudian sehari menjelang puasa, sebelum sholat terawih akan diadakan megengan di mushola atau masjid. Megengan adalah tradisi makan bersama dengan berbagai lauk, biasa terdapat ayam panggang. Selain itu juga ada kue apem dan pura(kue dari tepung beras yang dibungkus daun pisang), sebagai simbol permohonan maaf.

Di  daerah lain di Indonesia juga terdapat banyak tradisi yang tak kalah meriah untuk menyambut bulan yang suci ramadhan

12 Tradisi unik menyambut Ramadhan:

1. Ziarah Kubur

Sebelum ziarah kubur, dilakukan kegiatan membersihkan makam secara bersama-sama masyarat suatu daerah. Tradisi ini biasa dilakukan di oleh masyarakat beberapa daerah di Indonesia, terutama Jawa. Tradisi ini dilakukan beberapa hari menjelang bulan puasa.

Di Jawa tengah, tradisi ini dikenal dengan Nyadran. Setelah membersihkan makam, dilanjutkan membaca membaca dzikir, tahlil, doa dan acara di akhiri dengan makan bersama bersama keluarga dan tetangga.

2. Megengan

Tradisi ini dilakukan satu hari sebelum memasuki bulan puasa. Biasa dilakukan oleh masyarakat daerah Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.

Keunikan dari tradisi ini adalah adanya hidangan kue apem, yaitu kue yang yeKata apem sendiri berasal dari kata "afwan" dari bahasa arab yang berarti maaf.

Pada waktu megengan atau setelah malam tarawih bersama biasanya diadakan makan bersama di mushola atau masjid dengan kue apem sebagai salah satu hidangannya.


3. Meugang

Kalau tradisi megengan dari Jawa Timur. Sementara tradisi Meugang berasal dari Aceh.

Tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur setelah 11 bulan melewati tahun. Dan, bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan.

Tradisi ini hampir mirip dengan hari raya Idul Adha, di mana masyarakat akan menyembelih kambing atau sapi, kemudian membagikan dagingnya kepada saudara, tetangga, anak-anak yatim piatu atau pun masyarakat lain.


4. Megibung

Penduduk pulau Bali mayoritas beragama Hindu, tetapi bukan berarti tidak ada tradisi menyambut puasa di sana.

Sudah sejak lama umat islam di daerah Karangasem, Bali mengadakan Megibung untuk menyambut datangnya ramadhan. Dan, tradisi ini kemudian menjadi salah satu budaya di sana.

Megibung adalah tradisi makan bersama, dimana satu porsi nasi dan lauk pauknya dimakan oleh 4-7 orang sambil mengobrol.


5. Munggahan

Munggahan merupakan tradisi menyambut ramadhan di daerah Sunda, Jawa Barat. 

Tradisi ini dilakukan seminggu atau dua minggu menjelang puasa untuk berkumpul bersama sanak keluarga dan kerabat. Juga bisa dilakukan bersama teman maupun rekan kerja.

Dalam momen ini diadakan saling maaf memafkan sebelum memasuki bulan puasa. Sehingga, saat puasa mereka berharap dalam keadaan bersih.


6. Padusan

Masyarakat Boyolali, Jawa Tengah mempunyai tradisi untuk menyambut bulan puasa. Tradisinya diberi nama Padusan.

Dalam tradisi ini dipercaya bahwa salah satu cara untuk menyucikan diri adalah dengan mandi atau berendam di laut atau di sumber-sumber mata air keramat. Yang dipercaya bisa menyucikan tubuh kita. 

Sehingga menjelang bulan puasa masyarakat di sana berbondong-bondong mendatangi pantai, air terjun atau sumber air keramat lainnya untuk berendam dan mandi bersama.


7. Balimau

Tradisi Padusan berasal dari Boyolali. Di Sumatera Barat ada juga tradisi yang mirip dengan Padusan. Tradisi ini dinamakan Balimau.

Sama halnya dengan Padusan, Balimau juga sebuah tradisi mandi di sumber mata air khusus. Perbedaannya adalah kalau Balimau sewaktu mandi menggunakan jeruk limau(sejenis jeruk nipis), sebagai pengganti sabun. Sehingga tradisi ini diberi nama Balimau.


8. Dugderan

Semenjak tahun 1881, masyarakat di Semarang mengadakan pesta rakyat yang meriah untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tradisi itu dinamakan Dugderan.

Dalam pesta rakyat ini terdapat rangkaian pawai karnaval yang diisi berbagai tari-tarian dan kesenian daerah. Yang menjadi ciri khas acara ini adalah adanya "Warak Ngendog" berasal dari kata "suci" dan "telur"

Warak Ngendog bisa diartikan bagi siapa saja yang bisa menjalani puasa ramadhan  akan mendapatkan bonus yang disimbolkan dengan "endog" atau telur.


9. Nyorog

Jika masyarakat Sunda mempunyai tradisi Munggahan. Maka, masyarakat Betawi mempunyai tradisi Nyorog.

Nyorog adalah tradisi menghantarkan makanan dari orang muda kepada orang yang tua. Makanan yang dihantarkan biasanya gula, kopi, teh, daging kambing atau sapi. Bisa juga makanan khas Betawi.

Tujuan memberikan  makanan ini adalah sebagai bentuk silahturahmi dan juga sebagai cara untuk meminta doa restu supaya lancar menjalani ibadah puasa.


10. Jalur Pacu

Menjelang bulan puasa, masyarakat Riau akan berbondong-bondong menuju sungai untuk melihat perlombaan perahu dayung, yang diberi nama Jalur Pacu.

Acara itu akan diakhiri pada sore dengan tradisi Balimau Kasai yaitu berendam untuk menyucikan diri sampai malam hari.


11. Malamang

Tradisi Malamang adalah tradisi membuat Lemang secara bersama-sama pada bulan Ramadhan. Lemang adalah makanan yang terbuat dari beras ketan  yang dicampur dengan santan. Kemudian dibungkus dengan daun pisang. Setelah itu dimasukkan ke bambu dan dibakar sampai matang.

Tradisi ini juga dikenal dengan tradisi Lemang yaitu suatu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sumatera Barat.

Sehingga, jika kita berkunjung ke daerah ini saat bulan puasa akan banyak menjumpai lemang di berbagai sudut daerahnya.


12. Dhandhangan

Dhandhangan adalah suatu tradisi untuk menyambut bulan puasa di daerah Kudus.

 Tradisi ini bermula dari berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus, untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang permulaan awal puasa. Hal ini dimanfaatkan para pedagang untuk menggelar dagangannya.

Sampai saat ini tradisi ini dikenal dengan Pasar Malam Dhandhangan. Berbagai barang kebutuhan dijual disini. Selain itu ada juga pertunjukan rebana dan pawai. Ciri khas dari tradisi ini adalah adanya kepala "Barongan Gembong Kamijoyo".


Meriah sekali ya tradisi unik manyambut bulan ramadhan yang dilakukan masyarakat di berbagai daerah. Meskipun berbeda tetapi tradisi ini pada dasarnya sama yaitu umat muslim bersuka ria menyambut datangnya bulan penuh berkah.



Posting Komentar untuk "12 Tradisi Unik Menyambut Ramadhan dari Ziarah Kubur sampai Padusan"