Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hutang Membuat Terhina dan Hilang Rasa malu


Hutang membuat Terhina dan Hilang rasa Malu."Bergayalah sesuai kemampuan, jangan sesuai keinginan". Demi memenuhi gaya hidup, banyak orang rela berhutang.

Siapa sih yang tidak ingin terlihat hidup nyaman. Makan di restoran ternama. Travelling ke tempat-tempat yang indah lengkap dengan pakaian bermerek. Yess, semua pasti memimpikannya. Tapi, untuk semua itu butuh uang. Sementara kita bukan anak sultan yang semuanya tersedia.

Uang memang bukan segalanya. Tetapi, dengan uang kita memang bisa berbuat banyak hal. Termasuk makan makanan yang lezat, jalan-jalan, membeli baju bermerk dan banyak hal lain.

Supaya bisa mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan maka orang bekerja. Meskipun, sudah bekerja keras terkadang hasilnya tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup. Dan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebagian orang memilih berhutang supaya semua kebutuhan bisa terpenuhi.Tetapi, benarkah hasil kerja kita tidak mencukupi ataukah mungkin gaya hidup kita yang tidak bisa menyesuaikan dengan penghasilan kita.

Hutang mungkin memang bisa mengatasi masalah yang dihadapi saat itu. Tetapi, namanya hutang itu wajib dibayar. Bagaimana cara kita memabayar hutang, jika kebutuhan tetap banyak, sementara pendapatan tetap. Kebanyakan sih ya pinjam lagi dari  orang lain untuk melunasi pinjaman yang dulu. Istilahnya gali lobang tutup lobang.

Orang yang sering berhutang, lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang tidak baik. Dan, akan berakibat buruk pada akhirnya nanti. Apalagi jika hutang di lembaga keuangan. Karena, merasa ada kemudahan meminjam uang di lembaga tersebut, dia akan tertarik untuk meminjam lebih banyak lagi dan lagi. Begitu seterusnya, tanpa sadar hutang kita sudah cukup banyak, dan selama ini kita hanya mampu membayar bunganya.

Kenapa saya sering menyinggung tentang bahaya tentang hutang. Karena saya sudah pernah sekali mengalami betapa tidak nyamannya berurusan dengan hutang bank. Kata pepatah sih "Kalau belum merasakan, maka kita belum tahu bagaimana rasanya". Saya waktu itu tertarik dengan seorang teman yang mempunyai usaha sama, namun dia bisa memilik banyak aset, yang ternyata semua asetnya itu hasil kreditan. Padahal waktu itu saya punya uang di rekening dengan jumlah yang sama dengan uang yang saya pinjam.  Maksud hati ingin menambah modal usaha tetapi pada akhirnya tabungan saya ludes entah kemana dan masih menyisakan hutang yang harus dibayar.

Demi untuk membayar tagihan bank tersebut saya harus berhemat sana sini kebutuhan. Belum lagi kalau debt kolector mampir rumah untuk mengingatkan, padahal itu baru telat tanggal, belum bulan. Rasanya malu sekali. Beruntung rumah saya sering banyak tamu, jadi pihak luar tidak ada yang mengetahuinya. Belum lagi yang paling sedih itu waktu anak opname, saya hanya pegang uang pas-pasan. Beruntung saya mempunyai keluarga yang sangat baik dan membantu keluarga saya baik finansial maupun phisikis. Semenjak itulah saya bertekad untuk tidak lagi berhubungan dengan hutang bank.

Ada cerita lagi, bagaimana hutang bisa membuat seseorang menjadi terhina dan hilang rasa malu. Saya bertemu dengan teman adik sepupu saya baru dua kali. Tetiba di minggu pagi dia whatsapp saya ingin pinjam uang. Kalau 50 atau 100 mungkin wajar ya. Lha ini dia ingin pinjam hampir 8 jt. Saya pikir ini orang mikir nggak ya, pinjam uang kok segini banyak pada orang yang baru dikenalnya. Yah, memang begitulah hutang riba itu. Saat sudah waktu angsuran, kita berusaha sedapat mungkin mendapatkan uang meskipun kadang caranya harus menghinakan dan memalukan diri sendiri.

Buat kalian yang belum mengenal hutang riba. Sebaiknya jangan sesekali berniat untuk mencobanya. Karena efek yang ditimbulkannya sungguh luar biasa. Sudah cukup banyak orang korbannya. Dari mulai kehilangan motor, mobil, tanah, rumah akibat hutang riba.

Jikalau pun kita terpaksa berhutang, sedapat mungkin jangan hutang riba. Mulailah  meminjam saudara terdekat, siapa tahu bisa membantu. Dan, jangan menjadikan hutang menjadi kebiasaan. Berhutanglah jika memang benar benar terpaksa.







2 komentar untuk "Hutang Membuat Terhina dan Hilang Rasa malu"

  1. Balasan
    1. Iya mas, efeknya ngeri banget. Tapi ya banyak yang tidak percaya. Padahal sudah banyak contohnya

      Hapus