Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Novel Tanah Para Bandit karya Tere Liye, Padma si Vigilante

“Di sini, para penjahat dibesarkan sejak buaian.

Dilatih lewat kebohongan. Dididik dengan kemunafikan. 

Diajarkan melalui ketidakpedulian.”

Review Novel Tanah Para Bandit karya Tere Liye
Source: koleksi pribadi

Keahlian tidak didapat dengan instan dalam beberapa saat saja. Tetapi, butuh waktu yang panjang untuk melatih diri supaya bisa menjadi seorang ahli. Seperti Padma, tokoh dalam novel Tanah Para Bandit karya Tere Liye.

Bagi yang suka membaca buku-buku karya Tere Liye tentu tak asing dengan Bujang, Thomas, si kembar Kiko dan Yuki serta tokoh-tokoh lainnya. Tokoh Padma merupakan tokoh baru yang muncul dalam novel series ini. Dia merupakan sahabat masa kecil Bujang atau Agam saat di Talang. 

Buku Tanah Para Bandit merupakan buku lanjutan dari buku-buku sebelumnya yaitu Bedebah di ujung tanduk, Negeri para Bedebah, Pulang, Pergi dan lain sebagainya.

Tentang Novel Tanah Para Bandit

Judul: Tanah Para Bandit

Pengarang: Tere Liye

Editor: Diana Hayati

Desain Cover: Indra Bayu

Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara

Halaman: 436

ISBN: 9786238829675 

“Di sini, semua bisa diatur sepanjang ada uangnya. Yang bodoh bisa menjadi pintar sekali. Yang tidak layak menjadi segera memenuhi syarat. Yang bersalah bisa jadi benar. Yang Bangkok bisa diluruskan. Tidak suka lurus? Mari dibengkokkan lagi.”

Review Novel Tanah Para Bandit karya Tere Liye, Padma si Vigilante
Source: koleksi pribadi

Sinopsis Tanah Para Bandit

Padma sejak kecil tinggal di Talang bersama dengan kakeknya, Abu Syik. Talang adalah sebuah ladang terpencil di daerah Padang, Sumatera Barat. Jarak antar rumah satu dengan lainnya cukup jauh. Tidak ada sekolah apalagi mall atau supermarket. Untuk ke pasar saja perlu beberapa jam jalan kali.

Sejak kecil hidup Padma penuh dengan berbagai latihan. Mulai lari sambil membawa ember air, latihan melompat setinggi mungkin, bahkan latihan meracik racun yang mematikan. Setiap berhasil menyelesaikan tantangan, maka kakeknya akan menambah tantangan baru. Padma hanya diam dan menuruti apa yang diperintahkan kakeknya. Dia hanya berfikir kenapa kakeknya berbuat seperti itu terhadapnya.

Meskipun di Talang tidak ada sekolah, tetapi Padma bisa membaca. Abu Syik sering membawakan berbagai buku pengetahuan untuk dibaca Padma. Jadi, meskipun dia tidak sekolah, dia mempunyai pengetahuan yang luas tentang berbagai ilmu pengetahuan

Saat Abu Syik pergi, Padma pergi mengunjungi tempat favoritnya yaitu pohon tumbang yang ada di dalam hutan. Di mana untuk ke tempat tersebut dia harus berjalan sekitar 2 jam. Di sana Padma bertemu dengan Agam, anak laki-laki seumuran dengannya. Anak tersebut ternyata juga tinggal di Talang bersama Bapak dan Ibunya. Padma mempunyai sebutan lain untuk Agam yaitu monyet karena tempat mereka bertemu pertama kali terdapat banyak monyet.

“Jika kau tidak keberatan, apakah kau mau menjadi temanku, Agam?’’

Halaman; 76 

Saat Padma berumur 15 tahun, dia mendapatkan misi pertamanya yaitu membunuh seluruh pekerja di ladang ganja dengan cara menuangkan racun ke dalam minuman mereka. Misi tersebut berhasil dan setelah itu ladang ganja tersebut dibakar oleh Abu Syik. Sehingga tidak ditemukan bukti kejahatan mereka.

Usia Padma menjelang 18 tahun saat dia menjalankan misi ke dua. Beberapa bulan kemudian Abu Syik meninggal dunia. Setelah acara pemakaman kakeknya selesai, Padma berkemas untuk meninggalkan Talang. Berbekal uang yang ditinggalkan kakeknya tersebut, dia pergi menemui seseorang di ibu kota.

Sesampai di ibu kota, Padma memilih tidak menemui orang yang disebutkan di alamat yang ditinggalkan kakeknya. Dia memilih kuliah tanpa pernah mendaftar secara resmi karena dia tidak mempunyai ijazah. Tetapi, keinginannya untuk belajar begitu besar. Sehingga, Padma memilih menjadi mahasiswa abal-abal yang bisa berpindah-pindah fakultas untuk mengikuti mata kuliah yang dia sukai mulai dari ekonomi, hukum hingga bahasa. Dan, tentunya tanpa perlu membayar biaya kuliah.

Selama kuliah, Padma memiliki teman akrab yang tinggal satu kos denganya yaitu Nina yang mahir komputer. Nina seorang gadis yang berperawakan gendut dan rambut keriting. Dia jarang sekali keluar kamar kalau tidak ada perlu yang mendesak. Namun, tidak ada yang menyangka kalau dia adalah seorang hacker yang mampu menulis nilai ujiannya sendiri tanpa perlu mengikuti ujian.

Tiba-tiba suatu hari ada polisi yang mendatangi kos mereka karena menerima laporan kalau bapak kos sudah tidak pulang selama tiga hari. Hilangnya bapak kos membuat Padma dan Nina bahu membahu mencari tahu keberadaan bapak kos tersebut. Hingga setelah mengalami peristiwa muncullah satu nama Kaisar, orang dibalik hilangnya bapak kost Padma.

Selain itu Padma juga mempunyai teman yaitu Sapti, seorang yang ahli membuat dokumen aspal atau asli tapi palsu. Kemampuannya membuat dokumen tidak perlu diragukan karena ketika digunakan tidak ada pihak yang mengetahuinya.

Padma, Nina dan Sapti saling bekerja sama untuk mencari Kaisar. Setelah melalui perjalanan panjang, pada akhirnya mereka menemukan juga siapa itu Kaisar. Sehingga mereka mengatur pertemuan di suatu tempat. Penasaran dengan siapa Kaisar dan seperti apa pertemuan tersebut? Buruan baca langsung saja bukunya. Dijamin seru banget.

“Menyerah kepada polisi? Akulah polisi tersebut. Jaksa? Akulah jaksa tersebut. Juga hakim. Akulah penegak hukum-nya.” 

Halaman: 397

Yang Menarik dari Novel

Salah satu alasan saya sering menulis review buku Tere liye selain karena suka juga karena buku-buku penulis ini mendatangkan banyak pengunjung organik di blog. Jadi, itulah mengapa di blog saya ini banyak ulasan tentang buku karya Om Darwis ini.

Seperti pada buku-buku series sebelumnya, dalam buku Tanah Para Bandit juga bergenre action. Kisah cinta hanya sebagai pemanis saja. Gerakan-gerakkan para petarung dituliskan dengan detail. Sehingga membuat para pembaca ikut terlibat dalam adegan pertempuran.

Selain itu, melalui buku Tere Liye saya bisa belajar banyak tentang teori ekonomi global, hukum dan proses korupsi di pemerintahan bisa terjadi. Meskipun cerita ini hanya fiksi, tetapi saya yakin kok dalam kehidupan nyata pun hal ini juga terjadi. Seperti hukum yang bisa dibeli dengan uang. Asal ada uang, orang yang bersalah pun akan bebas. Wong kita membunuh perampok saja, kita nanti yang akan jadi tersangka, kok. Bukankah cerita nyata itu biasanya terinspirasi dari film atau cerita fiksi. Dan begitu juga sebaliknya.

Saat membaca Tanah Para Bandit dan memandang tokoh Kaisar, pikiran saya tertuju pada para perwira dalam pemerintahan kita. Mengira-ngira siapa ya si Kaisar ini dalam kehidupan nyata?

Hikmah yang bisa diambil

1. Untuk menjadi ahli butuh waktu panjang

Padma sejak kecil sudah dilatih untuk menjadi petarung dalam berbagai hal. Dia tidak hanya cepat berlari, tetapi dia juga bisa meloncat tinggi serta berbagai keahlian lainnya. Kita pun bisa menjadi seorang ahli seperti Padma, tentu dalam bidang masing-masing. Asalkan kita tekun berlatih dalam waktu yang cukup lama.

2. Setiap kejahatan pada akhirnya akan terungkap

Rasa sakit hati dan balas dendam bisa membuat orang berbuat begitu keji. Begitu juga dengan si Kaisar. Dia melakukan berbagai tindak kejahatan untuk memperkaya diri sendiri. Namun, serapi mungkin seseorang menyembunyikan kesalahannya, pastinya suatu saat akan terungkap juga. 

“Di sini, di Tanah Para Bandit, tidak ada lagi beda antara penjahat bejat dengan tuan nyonya terhormat. Mencuri, merampok hak orang lain, lumrah saja. Ayo, jangan terlalu serius. Kawan, kita berpesta malam ini.” 

Itu tadi review Novel Tanah Para Bandit karya Tere Liye. Semoga bisa referensi bagi teman-teman yang sedang mencari buku bacaan. Buku ini cukup seru dan asyik untuk dibaca nya.




 




 












Posting Komentar untuk "Review Novel Tanah Para Bandit karya Tere Liye, Padma si Vigilante"