Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Me Time dengan Membeli Buku? Kenapa tidak?

Me Time dengan Membeli Buku? Kenapa tidak?

Teman-teman pernah merasa lelah dengan semua yang ada, seolah apa yang kita lakukan tidak ada artinya.  Sehingga membuat malas untuk mengerjakan sesuatu. Itu mungkin tanda-tanda kalau kita perlu me time.

Istilah me time memang baru tenar sejak ada media sosial. Eh, apa sih yang gak tenar dengan semenjak adanya internet dan sosial media.  Back to "me time", sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan istilah tersebut.

Pengertian Me Time

Me time berasal dari kata 'me' yang berarti saya dan 'time' yang berarti waktu. Istilah Me Time sendiri mengacu pada menghabiskan waktu untuk diri sendiri. Karena, dengan sejenak memberi waktu pada diri sendiri akan membangkitkan perasaan yang nyaman dan bahagia.

Sementara itu laman Direction Psychology mengatakan me time adalah sebuah upaya dalam menghabiskan waktu sejenak untuk diri sendiri. Laman ini mengibaratkan bahwa tubuh tubuh dan pikiran seseorang itu seperti baterai. Dengan melakukan me time sejenak ibarat mencarger baterai tersebut supaya bisa kembali digunakan dengan baik.

Jadi, Me Time tentu saja tidak berarti kalau kita menyendiri, egois, tidak punya teman, anti sosial, sedih atau pun masalah lainnya.

Kegiatan untuk Me Time

Kegiatan yang dilakukan saat me time adalah kegiatan yang dipilih dapat melepaskan penat atau capek dan juga bisa membuat kita kembali semangat untuk beraktifitas. 

Pada umumnya kegiatannya berhubungan dengan hobi atau pun kegiatan lain sesuai kebutuhan. Misalnya jalan-jalan, shopping, berkebun, membaca, nonton atau kegiatan-kegiatan lain yang ingin dilakukan dan bisa membuat diri sendiri happy.

Jadi, kegiatan bisa dilakukan di rumah atau di luar. Tentu saja sesuai dengan kegiatan yang ingin dilakukan masing-masing pribadi.

Alasan Me Time dengan Membeli Buku

Apa setiap me time saya selalu membeli buku? Tentu saja tidak ya. Ini hanya salah satu kegiatan pribadi saya yang termasuk menyenangkan.

Dulu sewaktu masih sekolah, saya sangat jarang sekali membeli buku di luar buku sekolah. Alasannya tentu saja karena uang saku yang terbatas. 

Saya suka membaca, tetapi tidak mampu membeli buku atau pun majalah baru. Hanya bisa memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk membaca buku. Selain itu, saya juga sering meminjam buku di persewaan buku. Kebetulan dulu waktu SMP , saya sekolah naik angdes (angkutan pedesaan). Dan, tempat mangkal angkutan tersebut di dekat pasar. Dan, di dalam pasar ada kios persewaan serta penjualan buku-buku bekas. Jadi, sebelum pulang, saya mampir dulu ke kios tersebut.

Seiring berjalan waktu, Alhamdulillah saat ini secara finansial sudah lumayan dan ingin memenuhi apa yang dulu tidak sempat dicapai, salah satunya bisa membeli buku dan mengkoleksinya. Padahal saat ini untuk membaca buku, saya lebih suka membaca buku digital melalui handphone karena lebih fleksibel dan bisa dibawa ke mana-mana. Tetapi, keinginan untuk membeli buku itu terus saja ada kalau melihat buku bagus dan harganya terjangkau.

Dalam membeli buku, saya tidak begitu pemilih harus buku baru atau dari penulis terkenal. Saya malah sering membeli buku bekas yang penting original dan masih lengkap. Alasan membeli buku bekas karena tentu saja harganya jauh lebih murah. Selain itu ada berbagai alasan saya memutuskan untuk membeli suatu buku, bisa karena sinopsisnya bagus, bisa juga karena banyak teman yang merekomendasikan kalau buku itu bagus dan alasan lainnya.

Pengalaman Membeli Buku Online

Saat ini lebih mudah berbelanja apa pun, tidak harus pergi ke toko untuk membeli sesuatu. Di mana pun, kita bisa melakukan transaksi secara online. Begitu juga untuk membeli buku, saya lebih memilih secara online.

Dalam membeli buku saya termasuk tidak pemilih. Tidak fanatic berat pada salah satu penulis atau penerbit tertentu. Kalau bukunya bagus dan harga sesuai ya saya beli. Buku-buku yang saya beli pun tidak harus mahal.

Banyak cerita yang saya alami saat membeli buku secara online. Namanya, juga online, kita juga tidak bisa melihat fisik buku secara langsung hanya berdasarkan foto yang dikirimkan penjual. Jadi, ya untung-untungan kalau penjualnyanya amanah, ya buku yang dikirim asli. Untuk itu, sebelum membeli, saya selalu melihat track record dari pemilik akun. Kalau akunnya sudah cukup lama dan komentar dari teman-temannya bagus, ya saya jadi membeli. Kalau kurang menyakinkan ya tidak jadi membeli.

Meskipun sudah berhati-hati, tetapi ya namanya orang itu sama saja, saya pernah mengalami tertipu juga saat membeli buku online. Bilangnya buku asli, ternyata yang dikirim hasil fotocopyan. Dan, sebagai pembeli yang baik, saya tidak protes kok dengan hal tersebut (terlalu baik ya saya nya). Tapi, saya hanya bilang dalam hati kalau saya tidak akan bertransaksi lagi dengannya. 

Nah, itu tadi tulisan singkat tentang me time dengan membeli buku. Siapa pun perlu me time dan bisa dengan banyak cara. Dapat dilakukan di rumah maupun di luar rumah. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi teman-tema yang sedang membutuhkan informasi.




Posting Komentar untuk "Me Time dengan Membeli Buku? Kenapa tidak?"